Bagaimana menembus reaktor nuklir berpenjagaan ketat di
sebuah negara penuh rahasia? Agen rahasia seperti James Bond mungkin adalah salah
satu jawabannya. Namun ternyata ada cara yang lebih sederhana sekaligus rumit:
menggunakan software.
Hal itulah dilakukan Stuxnet, worm yang mengejutkan dunia
beberapa waktu lalu. Yang mencengangkan dari Stuxnet adalah betapa rumit dan
terorganisirnya worm ini, sehingga mampu menembus sekaligus merusak kinerja
reaktor nuklir Natanz dan Bushehr di Iran. Ketika terdeteksi, Stuxnet bisa
langsung menghilang sehingga tidak diketahui pasti siapa pembuatnya.
Yang semakin membuat takjub, reaktor nuklir di Iran adalah
sebuah kawasan air-gap, yang artinya
tidak terkoneksi ke internet untuk alasan keamanan. Jadi untuk bisa masuk
reaktor nuklir tersebut, Stuxnet tidak bisa menyerang melalui koneksi
internet—ia harus menularkan diri lewat jalan lain. Selain itu, Stuxnet harus
berpindah antar platform dan sistem operasi. Selain meracuni Windows, Stuxnet
juga harus bekerja pada SCADA yang menggunakan sistem operasi khusus buatan
Siemens.
Sedikit penjelasan, SCADA adalah sistem yang mengontrol
kinerja perangkat industri. Di dalam SCADA
terdapat Programmable Logic Controllers (PLC) yang bisa disebut sebagai komputer
mini yang menyimpan kode-kode operasional perangkat industri. Kode-kode
tersebut sendiri diprogram oleh komputer berbasis Windows. Nah, yang dilakukan
Stuxnet adalah meracuni komputer pemograman berbasis tersebut, untuk kemudian
memasukkan kode-kode “salah” sesuai keinginan penyerang.
Kode-kode yang dimasukkan Stuxnet sendiri berupaya
mengacaukan kecepatan alat sentrifugal dari proses pengayaan nuklir di reaktor
tersebut. Stuxnet memerintahkan mesin tersebut untuk berputar lebih cepat atau
lebih lambat dari biasanya, sehingga merusak hasil pengayaan. Hebatnya lagi,
menurut penelitian Symantec, kode-kode tersebut tersembunyi di balik kode
sesungguhnya, sehingga para pekerja reaktor tidak pernah mengetahui apa yang
terjadi. Yang mereka lihat adalah seluruh parameter berlangsung normal namun
proses pengayaan terus-menerus gagal.
Diperkirakan selama 17 bulan, Stuxnet berhasil menginfeksi
reaktor nuklir Natanz. Sepanjang waktu itu, Stuxnet berhasil mengembangkan diri
dan semakin rumit. Stuxnet bahkan diperkirakan bisa mengirim laporan ke server
yang berada di Denmark dan Malaysia. Barulah pada Juni tahun lalu, Stuxnet
berhasil terdeteksi oleh VirusBlokAda, perusahaan security asal Belarusia yang kebetulan memiliki klien di Iran.
Ketika ketahuan pun, Stuxnet menunjukkan kecerdikannya.
Biasanya, ketika sebuah malware terdeteksi, ahli keamanan bisa langsung melacak
cara kerja dan sumber penyebar malware
tersebut. Namun tidak pada kasus Stuxnet. Seluruh sistem peringatan langsung
diserang dan tidak berfungsi selama 24 jam. “Email sudah berkali-kali saya
kirim namun tidak pernah sampai” ungkap Eric Byres, seorang ahli keamanan yang
menemukan Stuxnet. Waktu 24 jam tersebut diperkirakan digunakan Stuxnet untuk
menghapus seluruh jejak.
Pemerintah Iran sendiri mengklaim Stuxnet tidak terlalu
berpengaruh terhadap kinerja reaktor nuklir mereka. Namun menurut beberapa
sumber di Iran, Stuxnet berhasil mencapai targetnya: membuat proses
pengembangan reaktor nuklir menjadi tersendat. Dengan mengacaukan kinerja mesin
sentrifugal, Stuxnet berhasil membuat alat tersebut aus dan rusak. Diperkirakan
kurang dari setengah dari 9000 alat sentrifugal yang bekerja dengan baik.
Perubahan kecepatan tersebut juga membuat kualitas uranium hasil pengayaan menjadi
menurun.
Siapakah yang membuat Stuxnet? Tidak ada yang yang tahu
pasti. Dugaan terbesar adalah badan intelejen dari negara-negara yang tidak
ingin Iran mengembangkan reaktor nuklirnya. Namun ada pesan khusus yang
dituliskan pembuat Stuxnet. Pada salah satu kodenya, terdapat sebuah kata di
bahasa pemograman yang sepertinya sengaja dipelesetkan. Kata tersebut adalah
“DEADFOOT”, yang dalam terminologi programming
artinya mesin yang rusak. Namun di Stuxnet, kata tersebut dipelesetkan menjadi
“DEADF007”.
Ya, Stuxnet memang mirip James Bond 007. (*)
0 komentar:
Posting Komentar
Tolong di komen ya :)
AKU CINTA INDONESIA