Kalau sebelumnya karpet terbang hanya ada di dongeng saja, kini benda
tersebut sudah ada dan sedang dikembangkan oleh para ilmuwan.
Seperti yang dikutip dari Asia News Network, Senin (3/10/2011), sebuah miniatur 'karpet ajaib' yang terbuat dari plastik fleksibel dan digerakkan oleh listrik, telah berhasil melakukan ujicoba penerbangan di laboratorium.
Para peneliti di Princeton University, New Jersey, Amerika Serikat (AS), melaporkan bahwa mereka sedang mengembangkan sebuah purwarupa dari lapisan berukuran 10 sentimeter yang dapat terbang dengan kecepatan sekira satu cm per detik. 'Karpet terbang' tersebut terbang dengan digerakkan oleh gelombang elektronik.
Dengan beberapa update, prototip tersebut dikatakan dapat terbang dengan kecepatan mencapai 3 kaki per detik.
"Yang agak sulit adalah untuk mengendalikan purwarupa tersebut apabila gelombang listrik mencapai tingkat tertentu," ujar James Sturm, pimpinan dari penelitian tersebut.
Penulis di penelitian ini sangat berhati-hati dalam menyebutkan kata 'terbang' dalam proyek mereka, karena purwarupa tersebut terbang dengan jarak yang rendah, dan lebih mirip sebuah hovercraft ketimbang pesawat terbang.
"Alat tersebut harus terbang rendah dekat dengan tanah. ujar Noah Jafferis, pelajar yang juga terlibat di proyek tersebut.
"Lapisan tersebut terbang karena udara yang terjebak di antara alat dan tanah, sebagaimana gelombang udara tersebut juga bergerak di antara lapisan tersebut untuk memompa angin ke belakang," jelasnya.
(ATA)
Seperti yang dikutip dari Asia News Network, Senin (3/10/2011), sebuah miniatur 'karpet ajaib' yang terbuat dari plastik fleksibel dan digerakkan oleh listrik, telah berhasil melakukan ujicoba penerbangan di laboratorium.
Para peneliti di Princeton University, New Jersey, Amerika Serikat (AS), melaporkan bahwa mereka sedang mengembangkan sebuah purwarupa dari lapisan berukuran 10 sentimeter yang dapat terbang dengan kecepatan sekira satu cm per detik. 'Karpet terbang' tersebut terbang dengan digerakkan oleh gelombang elektronik.
Dengan beberapa update, prototip tersebut dikatakan dapat terbang dengan kecepatan mencapai 3 kaki per detik.
"Yang agak sulit adalah untuk mengendalikan purwarupa tersebut apabila gelombang listrik mencapai tingkat tertentu," ujar James Sturm, pimpinan dari penelitian tersebut.
Penulis di penelitian ini sangat berhati-hati dalam menyebutkan kata 'terbang' dalam proyek mereka, karena purwarupa tersebut terbang dengan jarak yang rendah, dan lebih mirip sebuah hovercraft ketimbang pesawat terbang.
"Alat tersebut harus terbang rendah dekat dengan tanah. ujar Noah Jafferis, pelajar yang juga terlibat di proyek tersebut.
"Lapisan tersebut terbang karena udara yang terjebak di antara alat dan tanah, sebagaimana gelombang udara tersebut juga bergerak di antara lapisan tersebut untuk memompa angin ke belakang," jelasnya.
(ATA)
0 komentar:
Posting Komentar
Tolong di komen ya :)
AKU CINTA INDONESIA