Sejumlah kisah di sains fiksi sering menggambarkan mengenai robot yang berjalan dengan dua kaki, yang mampu mengendalikan kakinya layaknya manusia. Dari menggunakan alat, menyetir kendaraan, hingga menjadi mesin pembunuh yang menakutkan, layaknya Terminator.
Amerika Serikat dikabarkan sangat ingin untuk mengembangkan robot yang menyerupai manusia atau humanoid ini. Namun, robot ini tidak dikembangkan untuk kepentingan perang, melainkan untuk menyelamatkan nyawa manusia.
Mengutip laman LiveScience, proyek senilai US$2 juta ini siap dikucurkan oleh US Defense Advanced Research Project Agency (DARPA). Proyek ini dibuat agar robot bisa menggantikan pekerjaan manusia, terutama yang berbahaya.
Misalnya saja dalam menghadapi serangan teroris, kecelakaan di instalasi nuklir, atau kombinasi bencana alam, dan bencana yang disebabkan manusia seperti kejadian di Fukushima, Jepang.
DARPA menginginkan robot yang bisa menghindari rintangan atau mengatasi hambatan seperti mencari jalan keluar. Lebih lanjut, robot diharapkan bisa memutar kenop pintu, mendorong, menaiki tangga dengan kedua kaki, dan kedua tangan.
Robot itu juga akan dikembangkan hingga memiliki kemampuan menyetir, bahkan mengebut. Ini lebih sulit ketimbang menaruh 'otak' robot di mobil tanpa pengemudi.
Saat ini, militer AS telah memiliki ribuan drone (pesawat robotik) yang melayang di atas medan pertempuran. Robot dengan roda untuk menjinakkan bahan peledak juga sudah dibuat.
Angkatan Laut AS juga sudah membuat robot pemadam kebakaran yang bisa menaiki tangga dan melempar granat. Tapi, robot dengan kaki merupakan tahap lanjut dari evolusi pembuatan robot.
Untuk menguji tantangan ini, DARPA berencana untuk mengadakan sayembara "Virtual Disaster Response Challenge" atau tantangan respon bencana virtual. Ini dilakukan untuk menguji software simulasi virtual yang diatur seperti dunia nyata.
Tim yang tidak memiliki robot sendiri bisa menguji software mereka, dengan robot yang disediakan oleh Boston Dynamics, perusahaan yang membuat sejumlah proyek robotik untuk militer AS.
Perusahaan yang menang bisa mengajukan kontrak lima tahun senilai US$3 juta, jika mereka akan membuat hardware dan software robotik.
DARPA juga memfasilitasi untuk menerima 100 tim yang tak memiliki dana untuk bersaing dengan kontrak masa depan sebesar US$750 ribu dan US$1 juta pada tahap berikutnya.
Tim dengan dana besar juga bisa mencoba tanpa dana militer, untuk memenangi hadiah sebesar US$2 juta. Tantangan ini diharapkan bisa dimulai pada 1 Oktober 2012 dan berakhir 31 Desember 2014. (art)
0 komentar:
Posting Komentar
Tolong di komen ya :)
AKU CINTA INDONESIA